×
Terima kasih !
telah berkunjung kesini, anggap aja rumah sendiri

Minggu, 13 Oktober 2019

KARENA INI - Moral Anak Rusak




Oleh : M. Faris Muhadriyan
Tak dapat dipungkiri, dan tak dapat terelakkan di sekitar kita perilaku-perilaku anak yang kurang etis atau kasarnya.. KURANG AJAR !
Semakin tahun bertambah, semakin parah pula perilaku bocah-bocah itu. Kelakuan mereka bahkan melebihi orang dewasa, terasa ya?
Di sini saya tidak bermaksud menyamaratakan semua anak, tapi faktanya.. hampir rata-rata anak sekarang minus dalam berperilaku, sebut saja dalam beradab.
Secara ilmiah, ini dinamakan KRISIS MORAL, ya krisis. pertanyaannya...

Mengapa ini terjadi? 

Tentu akan banyak sekali jawaban. Tentu pula semuanya benar atau ada benarnya, tapi saya ingin ambil 1 sudut pandang saja... Sudut itu saya namakan..

Panutan

Ketika kita kecil, jaman saya dulu contohnya. Ketika teknologi masih minim dan tidak secanggih sekarang, tepatnya saya umur 5 tahun (tahun 2004) saat itu. Kala itu PANUTAN satu-satunya saya ialah orang tua.
Pada saat itu internet belum marak/rame dan aktivitas saya sebagai anak kecil, ya main guli (kelereng), main layangan, main gambar, main gasing, main tamia, dan lainnya yang sifatnya manual.
Paling canggih cuma TiVi, ya cuma itu. Artinya PANUTAN saya terbatas hanya di lingkungan sekitar (rumah) saya saja, paling bagus ya orang tua, paling jelek ya tentangga yang punya hobi ghibah-in tetangganya yang lain. Hehe... Ada 2 jenis PANUTAN yang akan kita bahas di sini, saya sebut..

PENDIDIK dan PERUSAK

Ada yang bersifat mendidik, ada yang sifatnya merusak.
Sejak era teknologi marak (tahun 2010 keatas), PANUTAN tak hanya berada di lingkungan si anak berada, tetapi juga berada di tempat yang jauh dan si anak bisa akses dengan mudah, karena apa?

INTERNET dan JAMAN DIGITAL

Saya tak ingin menyalahkan jaman, memang seharusnya tidak boleh. Jaman terus dan tetap akan berubah, tugas kita hanya menyesuaikan diri sebaik-baiknya.
Anak-anak kini dengan mudahnya mencari PANUTAN mereka sendiri, bermodalkan telepon genggam (handphone ). Dan seringnya hal ini dilakukan tanpa pengawasan orang tua dan yang terparah ialah orang tuanya mengizinkan ! Ini gawat menurut saya, GAWAT .
Di lingkungan sekitar, kita (orang tua) bisa menjamin anak terhindar dari pengaruh negatif. Hanya perlu menyuruh mereka (anak) untuk tidak pergi ke tempat tertentu (yang negatif menurut orang tua) atau bergaul dengan orang tertentu (negatif) bagi si anak.
Masalahnya sekarang adalah di Internet. Internet gak salah, ia hanya alat . Setuju ya? Saya hanya ingin bilang...

Sumber masalahnya ada di INTERNET

Kenapa?
Gampangnya, internet tidak menjamin apapun kerusakan pada OTAK anak. Semua hal tersebar disana, tanpa pandang bulu ! Positif dan negatif tersebar tanpa filter.
Saya kasih contoh sederhana , Coba ketik huruf 'a' saja di mesin pencari (google) , apa hasilnya ? Puluhan, ratusan, bahkan ribuan hasil yang tidak satupun kita tahu dan kita jamin itu negatif atau positif isinya. Paham?
Kalau POSITIF, anaknya tambah pinter. Alhamdulillah...

Kalau NEGATIF, gimana jadinya? 

Kita akan fokuskan ke youtube sekarang, untuk mempermudah bahasan ini.
Youtube itu isinya penuh dengan video (tontonan). Semua orang senang menonton, Dan dalam hal ini youtube menggantikan peran televisi. Kenapa? Mudahnya, kita bisa nonton apa saja yang kita mau, kita suka, sesuka-hati, dan suka-suka . Paham?
Tapi... Sadarkah kita youtube juga tidak menjamin apapun terhadap anak?
Maksud saya, faktanya ada ribuan video dengan berbagai kategori, baik POSITIF ataupun NEGATIF tersebar setiap harinya.
Bagi saya yang dewasa , akal saya tentu sudah cukup kuat untuk menangkal hal yang tidak sepantasnya saya tonton . Pertanyaannya sekarang...

Bagi Anak-anak Apakah Sama?

Sesungguhnya tidak !
Biasanya mereka akan KLIK apa saja yang mereka lihat di google , sama halnya di youtube . Mereka akan tonton apa saja yang bisa mereka sentuh di layar handphone mereka. Apapun itu. Bahkan beranda handphone kadang suka diusili anak-anak. Pernah ya?
Apalagi youtube punya fitur trending. Selama ini sadar gak, bahwa yang sering trending itu adalah..

Video yang Kurang Mendidik? 

Bisa dihitung pakai jari ! Jarang sekali video yang mendidik muncul di permukaan beranda youtube (trending), mengapa? ya itu faktor algoritmanya youtube. Gampangnya, youtube akan membuat trending apapun video yang banyak diklik , ditonton, dikomen, disubscribe. Intinya banyak interaksinya, dan ini.. tergantung penggunanya. Paham?
Jadi kalau ada 10 video trending , saya hanya yakin hanya ada 2 bahkan 1 (satu) yang bener-bener bermanfaat buat semua orang, termasuk anak-anak. Artinya hanya sekitar 10-20% positif, dan tragisnya 70-80% mengandung unsur negatif atau bahasa halusnya tidak layak buat anak-anak .
Saya gak bermaksud menuduh. Tapi kembali lagi ke inti pembahasan kita yaitu tentang PANUTAN yang terbagi menjadi 2 jenis, apakah ia bersifat..

MENDIDIK atau MERUSAK? 

Konteksnya adalah anak-anak. Jadi angka yang saya sebutkan tadi konteksnya bagi anak-anak ya, bukan bagi kita yang dewasa. Kenapa?
Orang dewasa sudah punya filter atau akal, untuk menangkal diri dari pengaruh negatif. Anak-anak tidak punya filter itu, atau akal mereka belum kuat untuk membedakan mana yang beneran positif mana yang negatif. Semua mereka terima, tiru, amati, bahkan dipraktekin. Sebut saja mereka itu NAIF (polos)
Anak-anak dalam hal ini saya batasi paling muda dari umur 3-11 tahun (dari TK sampai hampir tamat SD). Di masa itu mereka belum kuat akalnya untuk berpikir panjang dan memikirkan resiko.
MENDIDIK yang saya maksud, adalah apapun dan siapapun yang mempengaruhi mereka secara positif baik pengetahuan ataupun perilaku sesuai tahap perkembangan mereka tentunya (sebagai anak-anak). Contoh : Orang tua, Guru, atau siapapun yang mereka tonton di internet, serta apapun hal yang mereka pelajari di internet tentunya positif dan harus sesuai tahap perkembangan si bocah (anak-anak). Intinya positif dan sesuai.
Tentunya terbatas dong ! Ada beberapa hal yang tidak boleh mereka lihat, sentuh, bahkan pelajari dulu... Karena bukan masanya bagi mereka.
Nah bedanya, MERUSAK yang saya maksud, adalah apapun dan siapapun yang mempengaruhi mereka secara negatif baik pengetahuan ataupun perilaku dan pengaruhnya itu tidak sesuai tahap perkembangan si anak (bocah). Contohnya : Tak terhingga lagi dah ! (gak bisa dihitung pakai SEMPOA).
Gampangnya, hal-hal yang belum pantas mereka lihat, dilihat mereka. Hal yang belum pantas mereka sentuh, disentuh mereka. Dan parahnya, hal yang belum pantas mereka pelajari, mereka pelajari tuh bahkan DIPRAKTEKIN. Pantes pada pinter-pinter, tapi pinternya KEBLINGER !!
Ini BAHAYA !!! Kenapa?

Karena Ini Moral Anak Rusak !

Kenapa? Ya karena sejak dari kecil saja mereka sudah terpapar radiasi negatif dari internet, mulai dari radiasi mata sampai radiasi otak ! Anak kecil itu ibarat plastisin , mudah dibentuk.
Ketika sebuah plastisin (anak-anak) sudah terbentuk (beberapa tahun lamanya), maka kemudian ia akan mengeras, membentuk karakter. Karakter mereka (anak-anak) tergantung dari apa yang membentuk mereka waktu kecil. Pertanyaannya..

Apakah Banyak Hal Positif atau Negatif? 

Jadi sampai sini saya akan menjawab, Kenapa moral anak krisis? Yaaa karena anak sekarang keseringan terpapar hal negatif. Titik.
Terus akan timbul pertanyaan penuh kecemasan setelah ini,
"Apakah masih ada harapan moral anak membaik?"
Dengan penuh kekhawatiran dan ketidak-pastian , saya masih jawab "IYA." Asalkan..
  1. Orang tua aktif me-monitor setiap kegiatan anak.
  2. Guru juga harus aktif dan peka terhadap perubahan mental anak dan ikhlas membantu anak tersebut jadi anak baek-baek.
  3. Ulangi.
Serius? IYA ! Saya tidak sedang bercanda ! Hanya 2 itu saja, ya hanya 2. Tapi.. juga tak segampang itu pada kenyataannya. Karena pada kenyataannya :
  • Tidak semua orang tua punya waktu buat me-monitor anak, kadang anak hanya diasuh oleh pembantu bahkan sejak dari bayi (karena orang tuanya sibuk). Pantess saja kadang-kadang anaknya punya mental pembantu. Upps ! (Semoga hanya mitos)
  • Tidak semua guru rela segenap jiwa raga dan ikhlas menjadi se-utuhnya guru yang tanpa pamrih , mereka juga butuh imbalan yang setimpal untuk itu. Sebagian besar guru sudah money-oriented sekarang. Gak usah munafiklah !

Lalu Apa Solusinya? 

Dengan masalah yang ruwet ini, ibarat benang yang sudah kusut, hal termudah yang bisa dilakukan adalah PUTUSKAN SUMBERNYA !
Ya, saya serius. Kita sebenarnya hanya perlu memutuskan sumbernya. Sumbernya ialah INTERNET. Putuskan internet, putuslah semua pangaruh negatif itu.

Apakah segampang menggunting benang? 

Sejujurnya, Tidak.
Memang tak mudah melakukan itu. Tak mudah apabila orang tua yang takut anaknya nangis karena tidak diberikan apa yang ia inginkan, padahal yang ia inginkan itu mengerikan dan terlalu besar kapasitasnya (INTERNET) untuk dia yang sekecil itu. (anak)
Hal ini akan mudah bagi orang tua yang BERANI dengan anaknya, bukan berantem ya. Tapi tegas dalam mendidik anak. Tegas di sini berarti berani membatasi apapun yang tidak pantas untuk anaknya terima, yaitu INTERNET.
Resikonya apa? paling umum ya anak ngambek, tidak nurut orang tua sementara waktu, bahkan merajuk beberapa hari. Tapi lebih berisiko mana dengan segala radiasi negatif dari internet yang efeknya itu bisa permanen?
Jadi anak gak boleh main internet nih kesimpulannya? Bukan itu maksud saya ! Saya tanya balik nih,
Emang anak-anak itu sudah layakkah memakai internet dengan segala resikonya? Layak. Loh?
Layak jika..
  • ada tugas sekolah
  • belajar pelajaran sekolah
  • apapun itu, intinya mereka layak jika memang sedang ada kebutuhan buat pendidikan mereka. Titik. Itu saja.
Bagaimana dengan hiburan? Layak juga, jika..
  • hiburannya sesuai perkembangan anak
  • hiburannya bukan hiburan orang dewasa. (sinetron, drama, gosip, dll)
  • hiburannya mengandung unsur edukasi lebih banyak ketimbang unsur merusaknya.
Jadi singkatnya, kesimpulan hanya 2 untuk internet ini,
PUTUSKAN ! Atau BATASI !











Batasi jika masih dalam pemantauan dan pengawasan orang tua serta masih dalam penggunaan yang wajar.
Putuskan jika tidak terpantau, tercyduk beberapa kali melakukan aktivitas yang tidak wajar di internet (bagi anak-anak tentunya). Tidak ada cara ampuh setelah beberapa tanda itu selain PUTUSKAN ! Titik.
Jadi tetap inti dari semua ini adalah Orang tua. Kenapa?
Karena..
  • Orang tua adalah panutan pertama anak
  • Orang tua juga yang pertama memberikan akses internet (atau pergi ke warnet) atau fasilitas handphone internet buat si anak dengan dalih HADIAH.
  • Orang tua juga yang punya hak untuk mencabut segala kesenangan anak yang merusak.
Untuk itu orang tua harus TEGAS ! 
Tegas bukan berarti keras.Tegas itu memberi batas, agar anak tidak terlalu bebas.
Memberi batas...
  • apa saja yang boleh ia miliki
  • apa saja yang tidak boleh ia ketahui dulu, karena masih anak-anak.
  • dan apapun yang belum pantas, harus dikasih batas. Gitu.
Dan pada akhirnya, dengan menjadi orang tua yang TEGAS, kita mampu mengurangi kerusakan moral anak, setidaknya anak kita sendiri tidak rusak. Kalau anak orang lain rusak giamana ya? Ya itu urusan orang tuanya sebenarnya... Lah gimana kalau tidak punya orang tua?
Orang tua dalam konteks ini tidak terbatas hanya kepada ayah dan ibu, tetapi kepada siapapun yang mengasuh anak-anak.
Dalam kesimpulan yang lebih luas, Orang tua itu siapapun mereka yang sudah dewasa pemikirannya.
Artinya, siapapun sekarang yang merasa telah dewasa baik secara fisik maupun pemikiran, berkewajiban memperbaiki moral orang-orang disekitarnya (keluarganya, sahabatnya, tetangganya yang lebih muda).
Pertanyaan terakhir,
SIAPKAH KITA MEMPERBAIKI MORAL ANAK NEGERI? 









Yuk gempur segala media dengan hal-hal positif, termasuk bagikan kiriman ini. Kuy !
Salam Damai, Faris.

Penulis adalah seorang mahasiswa fakultas teknik di Universitas Negeri Medan. Sedang menempuh gelar Sarjana Pendidikan di bidang (prodi) Pendidikan Teknologi Informatika Komputer. Cita-cita penulis ialah menjadi seorang Proffesor di bidang Pendidikan.Aamiin.

Seorang penyuka estetika dan pandai merangkai kata-kata.

KARENA INI - Moral Anak Rusak Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Hamba Allah